Makassar Heboh! SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Terapkan Belajar Online Akibat Demo Besar-Besaran
TARGETNASIONAL, MAKASSAR—- Dunia pendidikan di Kota Makassar mendadak heboh! Di tengah aksi demonstrasi besar yang mengguncang beberapa titik vital kota, SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar resmi mengambil langkah cepat: mulai 1 hingga 4 September 2025, seluruh kegiatan belajar mengajar dialihkan ke pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Kebijakan ini sesuai dengan Surat Edaran Dinas Pendidikan Kota Makassar Nomor 400.3.5/8/S.Edar/Disdik/VIII/2025, yang kemudian ditindaklanjuti oleh pihak sekolah melalui Surat Edaran Nomor 825/SMP-MUH.11.TBM/VIII/2025.
Kepala SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru, Gr. Qurratul Aini Ridwan, S.Pd., M.Pd., menegaskan bahwa keputusan ini lahir dari kepedulian sekolah terhadap keselamatan peserta didik.
“Kami memahami kekhawatiran orang tua. Situasi di luar sekolah memang belum kondusif. Maka dari itu, sekolah sepenuhnya mendukung arahan Dinas Pendidikan untuk sementara beralih ke sistem PJJ. Prioritas utama kami adalah keamanan sekaligus memastikan pembelajaran tetap berjalan efektif,” jelasnya dalam keterangan tertulisnya pada media ini.Senin ( 2025/09/01) 20:51. WITA.
Para guru pun langsung beradaptasi. Taufiqurrahman, S.Pd., Gr., M.Pd., menyebutkan sekolah sudah berpengalaman menjalankan pembelajaran daring sejak pandemi.
“Kami tidak kaget. Sistem dan perangkat sudah siap. InsyaAllah siswa bisa tetap menerima materi dengan baik meskipun tidak bertatap muka langsung. Tantangannya hanya soal jaringan, tapi itu bisa diatasi dengan kreativitas guru,” ungkapnya.
Dalam surat edarannya, pihak sekolah meminta kerja sama penuh dari orang tua dan siswa agar PJJ berjalan optimal.
Bagi siswa: diwajibkan mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh, aktif berpartisipasi, bertanya jika kesulitan, serta menggunakan perangkat secara bijak.
Bagi orang tua/wali: diminta mendampingi anak, memastikan perangkat & jaringan tersedia, mengawasi fokus belajar, serta berkomunikasi dengan guru bila ada kendala.
Para siswa pun menanggapi keputusan ini dengan beragam ekspresi:
Muh. Aksa (kelas IX) senang karena bisa lebih santai, tapi mengaku akan kangen teman jika terlalu lama online.
Roland (kelas VIII) justru mengeluh karena sering terkendala sinyal di rumah.
Al Auna (kelas VII) yang baru masuk SMP merasa kesulitan bergaul jika tidak bertemu langsung dengan teman baru.
Keputusan mendadak ini memang menimbulkan perbincangan hangat di kalangan orang tua dan masyarakat sekitar. Sebagian besar mendukung demi keselamatan siswa, meski banyak juga yang berharap situasi kota segera pulih agar anak-anak bisa kembali ke sekolah.
Dengan kebijakan ini, SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru menunjukkan kesigapan menghadapi kondisi darurat. Meski situasi luar penuh ketidakpastian, sekolah tetap berkomitmen menjaga kualitas pendidikan sekaligus memastikan keselamatan peserta didik.
Satu hal yang pasti: anak-anak tidak boleh berhenti belajar, apapun kondisinya.( Tq/Red)


